Selasa, 26 Juni 2012

Isa AS: Masih Hidup Atau Telah Wafat


Kebanyakan orang Muslim dari seluruh dunia menganut kepercayaan yang sama dengan orang Kristen bahwa Isa AS masih hidup di Surga. Seluruh dasar agama Kristen berdasar kepada konsep ini, dan kebanyakan Muslim juga mendukung sudut pandang ini. Entah bagaimana, sejak lama konsep Kristenisasi ini telah meng-infiltrasi konsep Islam, dan kini tampaknya konsep tersebut adalah murni konsep Islam
Umat Muslim saat ini tentunya percaya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi Terakhir. Namun kepercayaan ini akan bertentangan, apabila Umat Muslim percaya Isa AS akan turun kembali ke bumi, karena apabila demikian, Nabi terakhir akan menjadi Isa AS dan bukannya Muhammad SAW. Meski Umat Islam percaya bahwa di masa depan Nabi Isa AS turun ke bumi dan mengakui serta menjalankan ajaran Islam, namun tetap saja kepercayaan tersebut bertentangan dengan kepercayaan bahwa Muhammad SAW adalah nabi terakhir
Lantas bagaimana dengan kisah bahwa Isa AS akan turun kembail ke bumi dan menghidupkan Islam? Guru saya Ustadz Nur Ikhyak Salafy berpendapat, bahwa seorang yang telah wafat tidak akan kembali, apabila anda percaya hal itu bisa terjadi, itu bertentangan prinsip Islam. Isa As yang Asli - yang Nabi - tidak akan dan tidak bisa kembali di masa depan. Meski demikian, mengenai kisah tersebut, mungkin seseorang lain dengan visi dan misi serta semangat seperti Rasululloh Isa AS akan datang dan berbuat sesuatu untuk Islam. Membunuh Dajjal, menghancurkan salib, membunuh babi dan menyudahi peperangan.
Isa AS: Masih Hidup Atau Telah Wafat
Author : Nadeem Quraishi
Translated from the English version by Wawasan Islam.
Saran, kekeliruan, dan perbaikan terjemahan mohon email Wawasan Islam.
Pengarang artikel ini BUKANLAH dari sekte Qadian
Artikel ini BUKANLAH propaganda sekte Qadian

Kepercayaan yang diterima kebanyakan Muslim adalah bahwa Isa AS masih hidup di Surga. Menurut mereka, orang-orang Yahudi ingin membunuh Isa AS dengan menyalibkannya, tetapi Allah menyelamatkannya dengan mengangkatnya ke Surga.
Apabila anda adalah salah satu dari Muslim yang percaya akan pemikiran di atas, anda perlu membaca keseluruhan artikel ini.
Boleh saya bertanya pada anda: 'Apakah anda memiliki bukti dari Qur'an yang mendukung pemikiran anda bahwa Isa AS masih hidup dan beliau diangkat oleh Allah dalam keadaan hidup?' Kemungkinan besar, anda tidak memiliki bukti. Anda hanya bergantung pada pendapat yang dipercaya oleh kebanyakan Muslim. Beberapa orang mencoba membawa bukti argumen tersebut, dan hal itu yang membuat diskusi di sini jadi menarik
Saya mencoba menunjukkan kepada anda bukti-bukti dalam Qur'an yang membuktikan bahwa Isa AS tidaklah hidup saat ini, beliau telah wafat dan beliau tidak diangkat dalam keadaan hidup ke surga. Namun, hal ini terdengar seperti propaganda sekte Qadiani. Meski demikian, artikel ini bukanlah propaganda sekte Qadian, dan penulis artikel ini bukanlah seorang dari sekte Qadian. Memang benar bahwa wafatnya Isa AS secara wajar dan bukannya beliau diangkat Allah ke Surga, pada awalnya lahir dari pemikiran sekte Qadian. Karena berawal dari pemikiran sekte Qadian, kelihatannya jika anda percaya pemikiran tersebut, anda jadi percaya dengan seluruh pemikiran sekte Qadian. Dan karena anda tidak mau disangka dari sekte Qadian, anda memutuskan untuk menolak seluruh pemikiran sekte tersebut, termasuk mengenai wafatnya Isa.
Karena isi artikel inis angat luas, saya anjurkan untuk menyimpan file ini dalam disk atau mencetaknya. Hasil cetakan akan lebih mudah dibaca dalam menganalisa masalah ini.
Saya akan menunjukkan, bagaimana seorang Muslim tradisional seperti saya dan anda percaya akan wafatnya Isa, tetapi tanpa menjadi pengikut sekte Qadian. Saya anjurkan para pembaca untuk membuka pikirannya dan membaca keseluruhan artikel ini.
Untuk memudahkan pemaparan saya, sebelum memulai artikel ini saya ingin mengumumkan sesuatu:
  • Bahwa saya bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad SAW adalah Rasul-Nya
  • Bahwa saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir. Tiada Nabi yang datang setelah beliau. Titik.
Untuk mencapai kesimpulan, saya menggunakan beberapa aturan untuk diikuti. Mari kita lihat apakah anda dapat mengikuti peraturan tersebut seperti saya
  • Saya percaya pada Qur'an Total - keseluruhan pesannya dan ajarannya.
  • Saya percaya tidak ada ayat dalam Qur'an yang saling bertentangan, dan tidak ada perubahan ayat-ayatnya. Pengertian saya terhadap Qur'an tidak dimaksudkan untuk mempertentangkan pesan dan ajarannya.
  • Saya tidak akan memutarbalikkan makna ayat-ayat untuk mencapai kesimpulan. Apabia mungkin, saya akan menganalisa dan mengkritik dari kedua sisi, dan menunjukkan berbagai kemungkinan masalah tersebut.
Kita, sebagai orang Muslim, percaya akan banyak hal yang kebetulan juga disebutkan dalam Alkitab. Kita mengetahui nabi-nabi seperti Adam, Isa, Nuh, Yusuf, Musa, dan nabi lainnya, yang juga tercantum di Alkitab. Kita mempercayai nabi tersebut, karena kita menemukan rujukannya dalam Qur'an. Mempercayai nabi yang kebetulan sama dengan orang Kristen, tidak membuat kita otomatis menjadi orang Kristen. Kita juga menemukan tentang penciptaan Adam dalam Alkitab. Tetapi kita mempercayai penciptaan Adam, karena Qur'an menuliskannya, dan riwayat penciptaan Qur'an kebetulan mirip dengan Alkitab. Mempercayai penciptaan Adam tidak membuat kita menjadi orang Kristen. Dan, kelihatannya hanya penganut sekte Qadian yang percaya wafatnya Isa AS. Tetapi apabila kita menemukan bukti wafatnya beliau dalam Qur'an, kita sepatutnya percaya. Karena itu, mempercayai wafatnya Isa AS tidak akan membuat kita menganut sekte Qadian, seperti halnya mempercayai penciptaan Adam tidak membuat kita menganut agama Kristen.
Argumen lainnya oleh umat Muslim untuk tidak mempercayai wafatnya Isa AS, adalah bahwa kebanyakan umat Muslim seluruh dunia percaya Isa AS masih hidup di Surga. Mungkinkan mereka salah? Hanya karena sebuah pendapat banyak diterima orang, tidak berarti pendapat itu benar.

Wafatnya Isa AS Secara Wajar
Kebanyakan orang Muslim dari seluruh dunia menganut kepercayaan yang sama dengan orang Kristen bahwa Isa AS masih hidup di Surga. Seluruh dasar agama Kristen berdasar kepada konsep ini, dan kebanyakan Muslim juga mendukung sudut pandang ini. Entah bagaimana, sejak lama konsep Kristen telah meng-infiltrasi konsep Islam, dan kini tampaknya konsep tersebut adalah murni konsep Islam
Orang Muslim biasanya menggunakan dua bagian dalam Qur'an untuk mendukung sudut pandang mereka, yaitu ayat Qur'an 3:55 dan 4:157-158. Kami akan membeberkan terjemahan yang tepat untuk ayat tersebut, kata-perkata, agar anda dapat mengerti intinya. Sayangnya, banyak orang Muslim malah menyalahkan terjemahan yang benar, dan malah menilai terjemahan yang salah sebagai 'otentik'. Kami akan menunjukkan beberapa contoh terjemahan yang benar dan salah sehingga anda dapat melihat gambaran masalah ini.
Analisis ayat 3:55 Surat Ali Imran
Dalam ayat 3:55 Allah berfirman:
(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Aku-lah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.
Kalimat kuncinya di sini adalah "Ya Isa, inni mutawaffika wa rafi’uka  ilaiya" yang berarti "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku "
Interpretasi Kata "wafat"
Kata kuncinya adlaah "wafat". Makna yang paling tepat untuk "wafat" adalah kematian, atau pengambilan ruh. Apabila ruh diambil dari seseorang, itulah kematian. Ironisnya, para ulama yang menerjemahkan Qur'an setuju bahwa "wafat" berarti kematian. Setiap ulama menerjemahkan "wafat" sebagai kematian muncul 20 kali dalam terjemahan mereka. Namun, khusus ayat ini, mereka menginterpretasikan ayat ini dengan bermakna "pengambilan" dan akhirnya menyinggung makna "kenaikan / pengangkatan secara fisik". Para penerjemah tidak ragu untuk memutarbalikkan makna aktual Qur'an untuk mendukung kepercayaan Kristen dengan didukung hadith lemah seperti yang diriwayatkan Wahab bin Munnabba, Kab Akbar, dan Abu Hurairah.
Quran adalah Firman Allah, sedangkan hadith adalah perkataan manusia. Hadith bukan Firman Allah. Seseorang dapat salah, namun Allah tidak mugnkin salah. Karenanya kita sering merujuk pada hadith yang Sahih, yaitu hadith yang benar, karena hadith yang lain belum tentu benar. Kita tidak mengatakan hal yang sama tentang Qur'an, bahwa beberapa ayatnya Sahih dah beberapa Dhaif. Fakta ini mengindikasikan bahwa beberapa hadith tidak benar. Hadith adalah perkataan Nabi Muhammad SAW, tetapi pada zaman Nabi sendiri tidak ada penulisan Hadith. Beberapa generasi setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, hadith baru dikumpulkan oleh para ulama dan sahabat. Dalam proses ini ratusan hadith ditolak karena berupa hadith palsu. Pada akhirnya, saat para ulama dan sahabat setuju bahwa suatu hadith adalah Sahih, baru dikumpulkan menjadi buku.
Karena itu, kita menganggap beberapa hadith sebagai benar, dan beberapa lagi lemah. Beberapa Muslim bahkan berkata untuk setiap satu Hadith yang benar, ada ribuan hadith palsu. Artinya, ada hadith yang tidak benar. Dasarnya, tetap bahwa Hadith adalah kumpulan perkataan seseorang yang diriwayatkan oleh orang-orang. Jangan salah mengerti, saya tidak mengatakan kalau saya menolak semua Hadith.
Sikap saya adalah menganggap posisi Qur'an di atas Hadith. Apabila suatu hadith bertentangan dengan ayat Qur'an, maka Qur'an lah yang harus diterima, bukan Hadith. Tetapi, seluruh Muslim (termasuk anda) berargumen bahwa suatu Hadith haruslah benar karena para ulama sepakat hadith tersebut Sahih / benar. Dan karena status hadith tersebut yang Sahih, jika Qur'an menjadi salah atau satu ayat Qur'an menjadi bermakna bertentangan dengan ayat lainnya, siapa peduli? Biarkan Firman Allah jadi membingungkan dan bertentangan, dan bergembiralah karena Hadith Sahih tersebut diterima Mutlak! Betapa memalukannya!
Dalam ayat 3:55, dua keadaan mengenai Isa AS ditetapkan:
Pertama, Allah akan menyebabkan wafatnya beliau
Kedua, Isa AS akan diangkat
Keadaan kedua tidak mungkin terjadi sebelum keadaan pertama terjadi. Dalam kata lain, sebelum Isa AS diangkat, beliau harus wafat dahulu. Mari kita lihat berbagai terjemahan bahasa Inggris ayat tersebut.
Terjemahan yang tepat : Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku..."
Yusuf Ali :  "O Jesus! I will take thee and raise thee to Myself…"
Yang artinya : "O Isa! Aku akan mengambil kamu dan mengangkat kamu kepada-Ku..."
Pickthall : "O Jesus! Lo! I am gathering thee and causing thee to ascend unto Me..."
Yang artinya : "O Isa! Lo! Aku membawamu dan menyebabkan kamu naik kepada-Ku..."
Rashad Khalifa : "O Jesus! I am terminating your life,  raising you to Me….."
Yang artinya : "O Isa! Aku menghentikan hidupmu, dengan mengangkatmu kepada-Ku..."
Mohammad Sarwar : He told Jesus,  "I will save you from your enemies, raise you to Myself..."
Yang artinya : Dia berkata pada Isa "Aku akan menyelamatkan kamu dari musuh-musuhmu, dengan mengangkatmu kepada-Ku..."
M. H. Shakir : "O Isa! I am going to terminate the period of your stay (on earth) and cause you to ascend unto Me..."
Yang artinya : "O Isa! Aku akan menghentikan waktu tinggalmu (di bumi) dan menyebabkan kamu naik kepada-Ku..."
Al-Hilali & M. Khan: "O 'Iesa (Jesus)!  I will take you and raise you to Myself…."
Yang artinya : "O Isa (Yesus)! Aku akan mengambil kamu dan mengangkat kamu kepada-Ku..."
Kritik: (****Paling Tepat, *** Agak Tepat.  **Tidak Tepat,  *Sangat Tidak Tepat)
Yusuf Ali: "take thee / mengambil kamu" bukanlah makna yang tepat untuk "wafat". "Take thee / mengambil kamu" bisa berarti kematian dengan makna literal, tetapi kelihatannya Yusuf Ali ingin menghindari polemik apakah Isa AS wafat atau dinaikkan secara fisik. Karenanya Yusuf Ali meninggalkan masalah ini dengan banyak pemaknaan. Dalam kasus lain, apabila kata "wafat" digunakan dalam Qur'an, Yusuf Ali menggunakan terjemahan "take soul / mengambil ruh", "die / meninggal", atau "death / kematian". Tetapi khusus ayat ini Yusuf Ali nampak bingung. Rating ***
Pickthall: "Lo!" adalah kata yang ditambahkan, yang tidak ada dalam Qur'an. "I am gathering / Aku membawamu" memiliki makna yang dekat untuk kata " wafat". Allah menggunakan kata kerja waktu yang akan datang, karenanya penggunaan kata kerja waktu sekarang "membawamu" sangat tidak benar. Dengan menggunakan kata "ascend / naik" Pickthall menyinggung kenaikan fisik dan bukannya pengangkatan kehormatan. Rating **
Rashad Khalifa: Penggunaan kata kerja waktu sekarang "menghentikan" dan "mengangkatmu" adalah salah. Rating **
Mohammad Sarwar : Sarwar menghilangkan kata "O Isa" dalam terjemahannya. Di sini Allah memanggil Isa AS dengan namanya. Terjemahan "Dia berkata pada Isa" tidaklah tepat. "Menyelamatkan kamu dari musuh-musuhmu" adalah kata yang ditambahkan, yang tidak ada dalam Qur'an. Sarwar menghilangkan terjemahan kata "warafiuka" dalam terjemahannya, malahan dia memasukkan pemikirannya ke dalam terjemahan ini. Rating *
M.H. Sakir: "menghentikan waktu tinggalmu (di bumi)" adalah bertele-tele. Kalimat tersebut bisa berarti kematian, tetapi Sakir menambahkan 'di bumi' di dalam kurung, maka maksud terjemahan tersebut menjadi nyata. Sakir tidak memaknakan kematian, tetapi Sakir dengan jelas memaknakan kedudukan Isa AS di bumi telah berakhir, dan karenanya Isa AS melewatkan sisa hidupnya di luar bumi. Dalam terjemahan lain Sakir menguatkan pemikiran ini. Rating **
Al-Hilai & M. Khan: Terjemahan mereka identik dengan terjemahan Yusuf Ali. "take you / mengambil kamu" bukanlah makna yang tepat untuk "wafat". "Take you / mengambil kamu" bisa berarti kematian dalam makna literal, tetapi kelihatannya Hilali & Khan menghindari debat apakah yang dialami Isa kematian atau kenaikan fisik. Karenanya mereka menggantungkan masalah ini. Di tempat lain ketika kata "wafat" digunakan dalam Qur'an mereka menerjemahkannya sebagai "meninggal" atau "kematian". Rating ***
Dari analisis ini kita dapat melihat bagaimana para penerjemah ini telah mengganti Firman Allah menurut keinginan mereka sendiri. Beberapa penerjemah salah menggunakan kata kerja (Pickthall, Khalifa). Beberapa penerjemah mengabaikan kata-kata kunci dan menambahkan kata-kata karangan sendiri pada ayat-ayat Allah (Pickthall, Sarwar) dan ini bisa digolongkan tindakan korupsi! Dan penggunaan sinonim dilakukan oleh Yusuf Ali, Sakir, dan Al-Hilali & M. Khan.
Terjemahan paling tepat untuk kata "wafat" adalah kematian. Kapanpun di dalam Qur'an digunakan kata "wafat", setiap penerjemah ini menggunakan makna kematian, KECUALI untuk ayat 3:55, di mana mereka mengecualikan kata "wafat" sebagai bukan kematian!! Apa masalahnya di sini? Mengapa mereka berhenti menerjemahkan Firman Allah dalam konteksnya yang benar? Apakah motif tindakan mereka untuk mengambbarkan "wafat" bukan sebagai kematian melainkan sebagai "pengambilan" dan bermakna kenaikan secara fisik? Mengapa mereka takut menerjemahkan kata tersebut secara benar? Mengapa mereka mempertentangkan makna "wafat"? Apakah mereka agen-agen Krsiten yang menyebarkan kepercayaan Kristen dan bukannya Firman Allah?
Di sini ada beberapa ayat Qur'an di mana Allah menggunakan kata "wafat". Ayat tersebut adalah : 2:234, 2:240, 3:193, 4:15, 4:97, 6:61, 7:37, 7:126, 8:50, 10:46, 10:104, 12:101, 13:40, 16:28, 16:32, 16:70, 39:42, 40:67, 40:77, 47:27 dsb. Setiap kali, semua penerjemah di atas menerjemahkan kata "wafat" sebaga kematian, atau kata lain yang memiliki makna dekat dengan kematian. Tetapi tidak satupun di antara penerjemah di atas menggunakan kata "wafat" untuk kondisi hidup. Mari kita memeriksa beberapa ayat dan melihat bagaimana penerjemah mengambil makna "wafat" untuk contoh.
Ayat 3:193
Yusuf Ali: "…and take to Thyself our souls in the company of the righteous"
Pickthall: "…and make us die the death of the righteous."
Khalifa: "…..let us die as righteous believers"
Sarwar: "…let us die with the righteous ones."
Sakir: "….and make us die with the righteous"
Hilali & Khan: "……and make us die in the state of righteousness…."
Ayat 4:15
Yusuf Ali: "…until death to claim them…."
Pickthall: "….until death take them….."
Khalifa: "…..until they die,….."
Sarwar: "…until they die…"
Sakir: "….until death takes them away…"
Hilali & Khan: "……until death comes to them…"
Ayat 7:126
Yusuf Ali: "…and take our soul unto thee as Muslims!"
Pickthall: "…and make us die as men who have surrendered."
Khalifa: "….and let us die as submitters."
Sarwar:"…let us die Muslims (submitted to God)."
Sakir: "…and cause us to die in submission."
Hilali & Khan:"….and cause us to die as Muslims."
Ayat 10:46
Yusuf Ali: "…or We take thy soul…"
Pickthall: "…cause thee to die,…"
Khalifa: "…or terminate your life…."
Sarwar: "…or you die…"
Sakir: "….or cause you to die…."
Hilali & Khan:"…. - or We cause you to die,- ….
Ayat 12:101
Yusuf Ali: "…take Thou my soul (at death) as one submitting…"
Pickthall: "… Make me to die muslim (unto Thee), …"
Khalifa: "…Let me die as submitter…"
Sarwar: "…cause me to die as a Muslim…"
Sakir: "…make me die a muslim…."
Hilali & Khan: "…cause me to die as a Muslim…"
Anda bisa melihat juga terjemahan ayat-ayat lainnya. Apabila anda melakukannya, anda bisa melihat kesalahan yang dilakukan para penerjemah itu. Mereka menyesatkan anda apabila terjemahannya salah. Dengan fakta tersebut, dapatkah kita simpulkan bahwa Isa AS harus wafat dahulu sebelum beliau dapat diangkat?
Beberapa Muslim mengatakan bahwa "wafat" di sini berarti kematian Isa AS setelah beliau turun dari Surga di masa depan. Syukurlah beberapa Muslim tersebut setuju dengan makna "wafat" sebagai kematian! Dan silakan lihat, ayat di sini jelas menggambarkan hubungan Isa dengan umat beliau, dan bukannya umat dari masa depan. Umat dari masa depan tentunya akan mengakui diri sebagai pengikut Muhammad SAW dan bukan pengikut Isa AS. [Juga lihat : Apakah Allah SWT Berkata Bahwa Isa AS Akan Turun Kembali Ke Bumi?]
Catatan :
Umat Muslim saat ini tentunya percaya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi Terakhir. Namun kepercayaan ini akan bertentangan, apabila Umat Muslim percaya Isa AS akan turun kembali ke bumi, karena apabila demikian, Nabi terakhir akan menjadi Isa AS dan bukannya Muhammad SAW. Meski Umat Islam percaya bahwa di masa depan Nabi Isa AS turun ke bumi dan mengakui serta menjalankan ajaran Islam, namun tetap saja kepercayaan tersebut bertentangan dengan kepercayaan bahwa Muhammad SAW adalah nabi terakhir.
Interpretasi Kata "rafa" - menaikkan / mengangkat
Dalam ayat 3:55 dua kata kunci yang digunakan yaitu "wafat" dan "rafa" dapat menggiring anda kepada buah simalakama. Tambahan lagi, anda berada dalam pengaruh doktrin Kristen secara terus menerus. Hasilnya, anda mempercayai bahwa Isa AS tidak meninggal, tetapi diangkat dalam keadaan hidup ke surga. Dengan mempercayai hal tersebut, anda sebenarnya mempercayai doktrin Krsiten dan gagal melihat ajaran murni Qur'an. Tidak hanya itu, anda pun menginterpretasikan Qur'an sehingga terkesan saling bertentangan!
Makna kata "rafa" adalah "menaikkan" atau "mengangkat". Untuk sejalan dengan kepercayaan Kristen, anda menolak melihat makna kematian terhadap kata "wafat", dan kemudian malahan menginterpretasikan kata "rafa" sebagai kenaikan fisik. Saat kedua interpretasi yang tidak tepat tersebut digabungkan, anda berkesimpulan bahwa Isa AS dinaikkan ke Surga.
Mari kita menganalisa penggunaan kata "rafa" dalam Qur'an. Kata "rafa" muncul beberapa kali dalam Qu'ran dengan mengandung makna kehormatan spiritual dan pengangkatan. Mari kita lihat apa yang Allah firmankan dalam ayat di atas. Allah berkata bahwa Isa AS akan diangkat kepada-Nya, dan bukan ke dalam Surga. Jadi, pertanyaan apakah Isa AS hidup di surga tidak dapat diajukan, karena Isa AS tidak dinaikkan ke Surga. Dalam konteks literal, meski kita berpikir bahwa Isa AS diangkat badannya ke dekat Allah, kemudian muncullah pertanyaan, di manakah Allah? Apakah Allah berdiam di langit, di Surga, atau di Singgasana seperti raja? Tetapi, bukankah Allah berkata bahwa Isa omnipresent - dengan kata lain Allah ada di mana-mana? Apakah anda akan berkata, bahwa Allah terbatas dalam suatu bentukan fisik saat Ia mengangkat Isa AS? Silakan anda jawab, bagaimana mungkin Isa AS naik ke langit atau Surga, ketika Allah berkata bahwa Isa AS akan diangkat kepada-Nya. Dan kemanapun engkau menghadap, di situlah Allah (2:115), Allah lebih dekat kepada seseorang daripada urat lehernya (50:16)
Maka kita bisa menyimpulkan maknayang tepat untuk kata "rafa" - yaitu mengangkat kehormatan atau harkat spiritual. Ayat ini mengatakan pada kita, bahwa ketika orang Yahudi berencana untuk membunuh Isa AS, (Isa AS tidak akan dibunuh mereka, tetapi - ) Allah akan menyebabkan Isa wafat secara wajar dan membersihkannya dari tuduhan musuh-musuhnya. Sekali lagi, mohon anda lihat kalimat: "Ya Isa, inni mutawaffika wa rafi’uka  ilaiya…" di mana "rafa" hanya akan terjadi setelah terjadi "wafat". "Rafa" setelah kematian tidak mungkin berarti pengangkatan fisik Isa AS, tetapi pengangkatan harkat Isa AS. Ha lini tampak jelaas ketika ayat itu dilanjutkan "(Allah akan) membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir". Hal ini berarti bahwa orang Yahudi merencanakan sebuah perbuatan tercela terhadap Isa AS, dan mempermalukan Isa AS, dan menuduhnya, dan merencanakan untuk membunuh Isa AS dengan cara yang paling memalukan yaitu penyaliban. Tetapi Allah akan menyelamatkan Isa AS dan mengangkat kehormatannya.
Apabila kata "rafa" dimaknakan pengangkatan Isa AS dalam keadaan hidup pada ayat 3:55, tentunya kata tersebut akan berarti sama dalam ayat lain dalam Qur'an. Tanyakan diri anda sendiri, apakah anda mengenal nabi lain yang juga diangkat hidup-hidup ke Surga? Tidak ada? Bagaimana dengan Nabi Idris AS? Tentang Idris AS, Allah berfirman dalam surat Maryam 19:57 : "wa rafa’naa hu…". Penggunaan kata "rafa", seperti pada 3:55:, seharusnya yang berarti bahwa Allah mengangkat Idris AS dalam keadaan hidup ke Surga atau langit. Dengan logika yang sama, penggunaan kata "rafa" untuk Isa AS akan menjaga beliau tetap hidup selama 2000 tahun, karena itu Idris juga tentunya masih hidup lebih dari 2000 tahun. Masalahnya, sekarang ada dua orang yang hidup di Surga, yaitu Isa AS dan Idris As. Banyak orang Muslim yang beranggapan dan berspekulasi bahwa Isa AS akan turun lagi ke bumi dari Surga di masa depan, tetapi bagaimana dengan Idris AS? Apakah Idris AS sudah turun kembali, atau apakah dia akan turun di masa depan, atau apakah dia akan tetap tinggal di Surga?
Kata "rafa" banyak digunakan dalam Qur'an yang bermakna pengangkatan harkat spiritual. Mari kita tinjau beberapa contoh.
Nabi-Nabi Besar seperti Muhammad SAW diangkat
43:32     ….and We have raised some of them above others in rank. (….wa rafa’ na…)
Yang artinya "... dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat"
94:4     And We have exalted for you your mention   (….wa rafa’ na…)
Yang artinya "Dan Kami tinggikan bagimu sebutan namamu"
Nabi Ibrahim AS diangkat oleh Allah
6:83     ….We exalt in degrees whom We please   (…narfa’u darazaa…)
Yang artinya "... Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat ..."
Nabi Idris AS diangkat oleh Allah
19:57     And We raised him to an elevated state.   (wa rafa’naa hu…)
Yang artinya "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi"
Umat yang lurus di jalan Allah diangkat derajatnya
6:166    …and He raises some of you above the others in degrees….  (…wa rafa’ aa
            ba’dakum…)
Yang artinya "... dan Dia meninggikan sebahagian dari kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat ..."
7:176    And had We wished We would invariably exalted him; …. (…rafa’naa hu….)
Yang artinya "Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya ..."
56:3     It will abase it will exalt     (…rafi’aah…)
Yang artinya "(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meningkatkan (golongan yang lain)"
Seluruh amal yang baik akan diangkat kepada Allah
35:10     …all pure speech and all good deed, --He exalts it….  (…yarfa’uhu. …)
Yang artinya "... perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikan-Nya ..."
Dari paparan di atas, kita bisa melihat tidak penggunaan kata "rafa" yang bermakna kenaikan fisik. Namun dalam ayat 3:55, anda akan menginterpretasikannya sebagai kenaikan fisik untuk sejalan dengan ajaran Kristen. Sedangkan, apabila kita secara jujur menerjemahkan kata "wafat" sebagai kematian, maka "rafa" setelah kematian tidak mungkin berarti kenaikan fisik, melainkan pengangkatan kehormatan.
Kecenderungan yang banyak dilakukan Muslim adalah menghancurkan ajaran Qur'an untuk menjadi sejalan dengan dogma Kristen. Percaya atau tidak, banyak orang Muslim mencoba memahami Qur'an seperti orang munafik, yaitu percaya sebagian Qur'an tetapi menolak sebagian yang lain. Orang Muslim tidak mau mempercayai Qur'an yang total. Ketika hal tersebut ditunjukkan pada anda, maka anda akan menjawab secara defensif :
  • Semua Muslim percaya Isa AS dinaikkan dalam keadaan hidup, maka saya juga percaya hal itu (saya tidak peduli dengan apa yang ditulis Qur'an)
  • Jika saya percaya Isa AS tidak dinaikkan dalam keadaan hidup, maka saya menjadi pengikut sekte Qadian. Sedangkan saya tidak ingin menjadi pengikut sekte itu.
  • Moyang saya percaya Isa AS dinaikkan dalam keadaan hidup, salahkan mereka? Saya lebih baik ikut ajaran moyang saya (daripada mengikuti ajaran Qur'an)
Saya sendiri menghadapi dilema ketika mendekati kebenaran. Akhirnya saya dapat melihat bahwa ayat Qur'an memang tidak saling bertentangan. Saya dapat keluar dari pengaruh ajaran Kristen yang telah tercampur dengan Islam, dan akhirnya saya temukan makna yang benar. Saat ini saya tidak peduli apa yang dikatakan oleh sekte Qadian. Saya adalah Muslim, agama saya Islam, dan saya percaya Firman Allah dan apa yang dikatakan Rasul-Nya.
My aim is not to blame you for believing in certain way.  My aim is to show you that you have been kept in darkness, away from the truth. Unlike others, I am not jumping into conclusions by force,  rather I am trying to show you the true picture, and leaving the decision to yourself.  With this let us revisit two verses from Surah Al-e Imran, 3:53-54.
Tujuan saya bukan untuk menyalahkan kepercayaan dan pemikiran anda. Tujuan saya adalah menunjukkan kepada anda, bahwa kebenaran telah lama ditutup-tutupi. Tidak seperti yang lain, saya tidak membuat kesimpulan ini dengan memaksa, melainkan, saya mencoba menunjukkan anda gambaran yang nyata, dan membiarkan anda memutuskan sendiri. Karena itu, mari kita tinjau kembali dua ayat dari Surat Ali Imran 3:54-55
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allahs ebaik-baiknya pembalas tipu daya.(3:54)
(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya" (3:55)
Dalam setiap kisah Nabi-Nabi, Allah membuat rencana-rencana melawan rencana tipu daya orang yang mengingkari Nabi itu. Ini dilakukan Allah untuk melindungi Rasul-Nya dari serangan musuh mereka saat itu. Allah melindungi Musa AS, Ibrahim AS, Yusuf AS, Luth AS, dan Muhammad AS, contohnya. Dan pada kasus Isa AS, menyingkirkan beliau dari musuhnya dan mengangkat beliau hidup-hidup ke Surga bukanlah rencana Allah yang baik dan tersirat (subtle). Rencana Allah, seperti pada kisah Nabi-Nabi lainnya berbentuk suatu rencana yang baik dan tersirat (subtle), [Catatan Penerjemah: Intervensi Allah pun sesuai tetap dengan hukum-hukumNya karena Dia Maha Konsisten, dan dalam hal ini Allah tidak melawan hukum alam, hukum ciptaan Allah sendiri]
Analisis ayat 4:158-158 Surat An-Nisa'
Ayat 4:157-158 Surat An-Nisa' adalah ayat lain yang seringkali digunakan untuk membuktikan bahwa Isa AS tidak wafat. Mari kita melihat, apakah makna tersebut valid ataukah makna tersebut hasil sebuah analisis yang cacat?
Dalam ayat 4:157-158 Allah berfirman:
Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu Isa. (4:157)
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (4:158)
 …Wa ma qataluhu yaqinan (4:157)
Bal rafa’ahu-llahu ilaihi …..(4:158)
Orang Yahudi selalu mengklaim bahwa mereka telah membunuh Masih anak Maryam. Allah berkata pada Muhammad SAW bahwa meski mereka mengklaim telah membunuh Masih, pada kenyataannya mereka tidak dapat membunuhnya dengan menyalibkannya. Karena itu, dalam ayat yang sama, Allah berkata bahwa mereka tidak bisa yakin bahwa telah membunuh Isa As.
Dua tipe kematian dibahas di sini (a) pembunuhan secara umum (b) pembunuhan dengan jalan penyaliban. Orang Yahudi ingin menyebabkan salah satu dari 2 tipe kematian Isa AS. Allah meyakinkan kita semua, bahwa orang Yahudi gagal menyebabkan kedua jenis kematian tersebut. Tetapi kepercayaan Muslim tradisional adalah bahwa Isa AS tidaklah wafat atau dibunuh dengan penyaliban, karena itu ada kemungkinan beliau hidup di suatu tempat!!! Orang Muslim mengabaikan kemungkinan lain bahwa Isa AS bisa saja wafat secara wajar di waktu kemudian (apabila tidak wafat oleh orang Yahudi), bukan karena orang Yahudi membunuh atau menyalibkannya, tetapi karena dipanggil Allah.
Penyaliban atau Pembunuhan dengan cara Penyaliban?
Argumen anda di sini adalah bahwa ayat tersebut dengan jelas mengatakan "... mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya ...". Saya telah memeriksa terjemahan bahasa Inggris kata "swalabu" oleh Yusuf Ali, Pickthall, Hilali & Khan, Rodwell, Sarwar, Khalifa dan Shakir. Semuanya menerjemahkan kata tersebut sebagai "crucify / penyaliban" dan bukannya "kill by crucifixion / pembunuhan dengan cara penyaliban". Saya tidak berkata bahwa mereka salah. Untuk mengerti kata "penyaliban" anda harus menganalisisnya secara lebih mendalam.
Maksud diletakkannya seseorang di kayu salib adalah untuk membunuhnya, karena dia itu seorang yang bersalah atau jahat. Dalam beberapa kasus, jika seseorang tidak mati disalib, orang Yahudi akan mematahkan kaki dan tangannya, dan membiarkannya hingga mati. Orang Yahudi ingin meyakinkan diri, bahwa apabila seseorang terkutuk untuk disalibkan, maka orang itu harus mati. Orang Yahudi tidak akan meletakkan seseorang di kayu salib dan kemudian membiarkannya turun sendiri dan pergi. Maka, makna penyaliban di sini memiliki makna inheren terjadinya kematian oleh hal tersebut. Kamus Webster mendefinisikan "crucify / penyaliban" sebagai "to put to death by nailing or binding the hands and feet in a cross" yang berarti kematian akibat pemakuan atau pengikatan tangan dan kaki ke kayu salib". Dalam kasus Isa AS, apabila Ulama menerjemahkan kata "swalabu" sebagai "crucify / penyaliban" mereka tidaklah salah. Tetapi apabila kita menerjemahkan makna bahwa Isa AS TIDAK PERNAH diletakkan di kayu salib, maka kita mengabaikan keseluruhan pesan dari ayat tersebut. Apabila kita mengatakan lagi lebih lanjut bahwa Yudas-lah yang disalib atau orang lain, kita benar-benar telah menyimpang dari pesan yang disampaikan ayat tersebut.
Mari kita lihat secara berhati-hati ayat tersebut. Masalahnya adalah "pembunuhan / membunuh". Allah menjawab klaim orang Yahudi, bahwa mereka telah membunuh Isa AS. Jawaban Allah adalah (1) Isa AS tidak wafat melalui pembunuhan, (2) Isa AS tidak dibunuh dengan cara penyaliban. Kita bisa simpulkan bahwa karena itu orang Yahudi tidaklah berhasil membunuh Isa AS dengan jalan apapun, didukung kalimat terakhir ayat itu, "... mereka tidak pula yakin ..."
Sebuah Kisah Rekayasa
Meski setiap upaya dilakukan untuk membuktikan Isa AS selamat dari kematian dan diangkat hidup ke surga, namun dengan ayat 3:55 orang Muslim tidak bisa membuktikan dan menyimpulkan bahwa Isa AS diangkat dalam keadaan hidup. Maka mereka beralih melihat ayat 4:157-158 untuk melegitimasi klaim tersebut. Untuk lebih mendukung pemikiran itu, dikaranglah kisah pelengkap yang tidak ada dalam Qur'an. Mari kita analisa kisah tersebut.
Menurut kisah pelengkap tersebut, pada malam sebelum penyaliban, seseorang berubah menjadi persis mirip dengan Isa AS. Orang Yahudi malah menahan orang tersebut (Yudas?) karena disangka sebagai Isa AS, dan orang tersebutlah yang disalibkan. Kita tidak mau mendebatkan betapa absurdnya bahwa wajah orang tersebut diubah. Atau, kita bisa interpretasikan kisah tersebut dengan mengartikannya bahwa wajah orang itu tidak diubah Allah, tetapi bagi orang Yahudi tampaknya orang tersebut mirip Isa AS, karenanya mereka menangkap orang itu.
Sekarang kita tidak usah peduli dengan kisah tersebut, apakah benar atau salah. Dan kita juga tidak usah peduli apakah Isa AS disalib atau tidak. Tetapi, satu fakta tetap ada bahwa Isa AS tidak mungkin diangkat sebelum kematiannya, seperti di ayat 3:55. Jika Isa AS diangkat dalam keadaan hidup, maka ayat 4:157-158 dengan 3:55 saling bertentangan. Dan Ulama tidak ingin anda mengetahui hal ini.
Mari saya tunjukkan kasus pengubahan ayat yang ekstrim. Terjemahan 4:157 oleh Hilali & Khan diterbitkan oleh pemerintahan Saudi. Dan mereka tidak pernah menempatkan teks asli bahasa Arab di sisi terjemahan bahasa Inggris tersebut. Pembaca yang naif akan berpikiran bahwa terjemahan tersebut adalah terjemahan kata-perkata dari bahasa Arab, karena Hilai & Khan dan pemerintahan Saudi pasti benar. Tetapi sebaliknya, terjemahan itu justru tidak tepat dan terdapat pengubahan. Anda akan terkejut sejauh apa manipulasi ini. Mari kita lihat.
Hilali & Khan : "And because of their saying (in boast) "We killed Messiah Isa (Jesus) son of Maryam (Mary), the Messenger of Allah," -but they killed him not, nor  crucified him, but the resemblance of Isa (Jesus) was put over another man (and  they killed that man)… (4:157)
Yang artinya "Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang lain yang diserupakan dengan Isa bagi mereka." [Terjemahan bahasa Indonesia dari Hilali & Khan ini mirip dengan terjemahan bahasa ndonesia Depag]
Silakah lihat dengan seksama, terjemahan Hilali & Khan terhadap kalimat Arab "wa lakin subbiha lahum" menjadi "but the resemblance of Isa (Jesus) was put over another man" yang artinya "tetapi orang lain yang diserupakan dengan Isa". Dalam teks Arab aslinya, tidak ada kata "of Isa / dengan Isa" dan "another man / orang lain". Apakah Allah menurunkan kata tambahan tersebut secara rahasia, karena Allah lupa menurunkannya pada Muhammad SAW (naudzubillah!!!)? Ataukah penerjemah itu menganggap diri lebih tahu dari Allah? Perhatikan bahwa Yusuf Ali, Pickthall, Shakir, Rodwell, dan banyak lagi tidak mengubah makna hingga sejauh / seekstrim ini.
Hanya orang-orang yang tersesat, termasuk Hilai & Khan yang berkeras bahwa terjemahan ini baik. Apakah saya harus membukakan mata mereka supaya mereka melihat bahwa "of Isa / dengan Isa" dan "another man / orang lain" tidak ada dalam teks asli Arabnya? Mereka menjawab, bahwa teori ini berdasarkan Hadith atau Ijma para Ulama, atau semacamnya! Karenanya, kata tambahan ditulis dalam kurung. Lalu letakkan cerita tambahan jadi-jadian itu dalam catatan kaki, dan bukan dalam terjemahan Firman Allah. Kini kita tahu, terjemahan Hilali & Khan tidaklah tepat, sesat, dan jadi-jadian. Ini hanya salah satu contoh bahwa mereka menyesatkan orang Muslim, dan orang Muslim menelan kesesatan itu!
Mari kita mengabaikan kisah tambahan itu, dan berkonsentrasi untuk mengerti ayat tersebut dengan sudut pandang lain. Silakan perhatikan ayat 4:157 dengan seksama "wa lakin subbiha lahum" lebih tepat diterjemahkan sebagai "he was made to resemble to them" yang berarti "dia dibuat menyerupainya kepada mereka, atau "it was made to resemble to them" yang berarti "itu dibuat menyerupainya kepada mereka", atau "a likeness of that was made for them" yang berarti "kemiripan hal itu dibuat kepada mereka", atau "a similitude was made for them" yang berarti "kemiripan dibuat bagi mereka"- dan bukan "someone was made to resemble him" yang berarti "seseorang yang lain dibuat mirip dia". Dalam contoh-contoh terjemahan tersebut "it / -nya", "it / itu", "that / hal itu" memiliki arti yang merujuk pada kejadian dan bukannya seseorang. Karenanya seorang Yudas yang dibuat mirip Isa AS tidak mungkin terjadi. Dalam ayat tersebut, yang terjadi adalah Isa AS yang dibuat "menyerupai" bagi mereka, yaitu, "menyerupai" dalam konteks "menyerupai atau mirip dengan kematian". Jadi bukan orang lain dibuat "menyerupai" Isa AS dan Isa AS dibuat menyerupai orang lain. Isa AS diletakkan di kayu salib dan Allah membuat beliau menyerupai mati, dengan membuat beliau pingsan atau koma.
Orang Yahudi menganggap pingsan atau koma-nya Isa AS sebagai kematian "... Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu ...". Kata "berselisih paham" di sini mengacu pada orang yang menolak klarifikasi dari Allah bahwa "... mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya ...". Mungkin juga mereka saling berselisih paham mengenai pendapat mereka bahwa "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam". Timbullah pertanyaan, mengapa harus ada kebingungan apabila mereka benar-benar membunuh Isa dengan cara penyaliban? Karena seharusnya, sisa-sisa jenazah beliau masih ada di Yerusalem. Tetapi, berdasarkan penjelasan dari Allah, berdasarkan fakta bahwa Isa AS hidup hingga "he had gray hairs" (3:46 yang akan didiskusikan di bawah) [Catatan Penerjemah: "he had grey hairs" adalah terjemahan bahasa Inggris, sedangkan terjemahan bahasa Indonesianya lebih berhati-hati yaitu "ketika sudah dewasa" sesuai terjemahan Depag]. Berdasarkan berbagai kejadian setelah penyaliban, dan tidak adanya bukti jenazah dan makam beliau di Yerusalem, orang Yahudi tetap dalam keadaan ragu apakah mereka telah benar-benar membunuh Isa atau tidak. Kebingungan yang terjadi di antara orang Yahudi pada masa itu, adalah karena setelah penyaliban, mereka masih mendengar Isa AS berbicara, berjalan, dan berkumpul dengan murid-muridnya (secara terbuka atau rahasia).
Apabila mereka telah membunuh Yudas karena mirip Isa AS, maka seharusnya sisa jenazah atau makamnya ada di Yerusalem. Makam ini seharusnya dikenal sebagai makamnya Isa AS. Tetapi pada kenyataannya, tidak ada makam di Yerusalem yang diidentifikasi atau dapat diidentifikasi sebagai makam Isa AS (ataupun Yudas)
Kesimpulannya: Kebingungan muncul karena Allah berfirman "...mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya ...". Yang penting untuk dimengerti, makna "menyalibnya" adalah "membunuh Isa AS dengan cara penyaliban". Orang Yahudi meletakkan seseorang di kayu salib adalah untuk membunuh mereka sesuai adat mereka. Mereka tidak akan meletakkan seseorang di kayu salib dan lalu membiarkan orang tersebut selamat / bebas. Maka kata "menyalibnya" dalam ayat ini tentunya memiliki makna / maksud "membunuh Isa AS dengan cara penyaliban". Tujuan orang Yahudi adalah "membunuh dengan cara penyaliban", dan dengan tujuan ini mereka meletakkan Isa di kayu salib. Meski demikian, mereka tetap gagal membunuhnya.

Apa Yang Terjadi Dengan Isa AS Setelah Kejadian Penyaliban?
Bukti dari Alkitab dan sejarah lainnya, mengatakan bahwa Isa AS disidang untuk disalib ketika berumur 32 tahun. Untuk diskusi ini, jika Allah tidak mengangkat beliau dalam keadaan hidup, dan beliau tidak wafat di salib, apa yang terjadi dengan beliau? Apakah ada bukti dalam Qur'an? Percayalah, ada.
Dalam Surat Ali Imran Allah berfirman
And he will speak to the people in the cradle and then of gray-haired age and (he will be) one of the righteous. (3:46)
Yang artinya "dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika rambutnya kelabu, dan dia termasuk di antara orang-orang yang lurus"
[Catatan Penerjemah : Terjemahan Depag menghindari polemik Isa AS dengan menggunakan kata yang dapat diinterpretasikan secara terbuka yaitu "dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa... "
...We sheltered them in a plateau having meadows and springs.(23:50)
Yang artinya "... Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang rumput dan sumber air bersih yang mengalir"
Berbagai penafsir dan penerjemah Qur'an setuju dengan penggunaan kata "rambutnya kelabu / umur yang tua". Namun mereka beralasan bahwa umur tua Isa AS ini terjadi setelah beliau turun dari langit. Tetapi kita sudah lihat sebelumnya, bahwa Isa AS tidak dinaikkan hidup-hidup ke Surga, dan beliau sudah wafat (secara wajar, tidak dibunuh Yahudi). Rambut kelabu Isa AS haruslah terjadi ketika beliau masih hidup sekitar 2000 tahun yang lampau. Kemudian, Allah juga mengatakan bahwa Isa AS dilindungi di suatu tempat yang banyak padang rumput dans uber airnya. Karena ayat-ayat Qu'ran tidak saling bertentangan, maka ayat-ayat ini mendukung ayat lainnya, dan kita bisa yakin bahwa Isa AS selamat dari upaya pembunuhan dan tetap hidup hingga umur tua.
[Catatan Penerjemah : Wawasan Islam juga berusaha Insya Allah memuat terjemahan dua buah buku yang menjelaskan kehidupan Isa AS pasca penyaliban, satu dikarang oleh Barbara Thiering seorang teolog Kristen, dan satu lagi dikarang oleh Nasir Ahmad, anak pendiri Mesjid Woking Inggris]

Apakah Isa AS Masih Hidup?
Semua umat Muslim tradisional secara tidak sadar mengikuti ajaran Kristen dengan percaya Isa AS hidup di Surga. Umat Muslim percaya bahwa Allah menaikkan Isa AS dalam keadaan hidup dan menempatkan beliau di sisi-Nya. Apabila benar, maka kini, tahun 1999, umur Isa AS akan mencapai 2000 tahun!!! Bagaimana mungkin seseorang hidup sedemikian lama? Seorang Muslim berkata, mengapa tidak, jika Allah berkehendak, Dia bisa melakukan apapun. Tidak ada keraguan, benar Allah Maha Kuasa, dan Dia memiliki kemampuan melakukan semuanya. Tetapi, pertanyaanya adalah, apakah Allah mau melakukannya? Apakah Allah akan mematahkan hukum alam? Apakah Allah mematahkan hukum yang diciptakan-Nya sendiri? Mari kita lihat di bawah ini:
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (67:3)
Kemudian pandangkalh sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan suatu cacat dan penglihatanmu itu dalam keadaan payah (67:4)
Ada beberapa ayat lain di mana Allah berkata tidak ada perubahan dengan sunnah Allah, yaitu seimbangnya hukum alam.
... tidak akan kamu dapatkan perubahan bagi ketetapan Kami itu (17:77)
... Tidak ada perubahan pada fitrah Allah... (30:30)
...dan  kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah. (33:62)
... Kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali0kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu. (35:43)
Sebagai suatu sunatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunatullah itu. (48:23)
Sunnah / hukum Allah yang mana yang berjalan sejak dahulu kala? Apakah hukum pergerakan bumi mengelilingi matahari, dan planet-planet, itu saja? Bagaimana pendapat anda tentang hukum kelahiran, dan kematian? Apakah anda setuju bahwa lahir dan mati adalah hukum Allah? Bahwa bunga berkembang, angin bertiup, siang dan malam terjadi, matahari terbit dan tenggelam - semua terjadi menuruti hukum Allah. Lalu Allah bersaksi, bahwa anda tidak akan menemukan perubahan hukum Allah. Apabila ada perubahan, tentu anda yakin bahwa Allah akan mengatakannya pada kita semua.
Jika Isa AS hidup di Surga, umur beliau saat ini akan lebih dari 2000 tahun. Bagaimana seseorang dapat hidup sedemikian lama melanggar hukum Allah? Apakah kita akan membuat Firman Allah saling bertentangan, dengan mengatakan Isa AS masih hidup, dan Allah mengubah hukum-Nya mengenai umur manusia? Hal ini menggiring kita pada pertanyaan selanjutnya, dapatkan seseorang hidup sedemikian lama? Mari kita lihat bagaimana pendapat Allah mengenai hal itu.
Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu, dan di antara kamu ada yang dikembalikan ke pada umur yang paling lemah (pikun) supaya dia tidak mengetahui lagi sesgala sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. ()16:70
... dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikurn, supaya dia tidak lagi mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya tidak diketahuinya... (22:5)
Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya, niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). (36:68)
Ayat-ayat di atas mengatakan pada kita, bahwa siapapun yang umurnya terlalu panjang, Allah akan mengembalikannya pada keadaan lemah dan tidak mengetahui apa-apa. Ini seperti siklus hidup yaitu Lahir -> Bayi -> Anak -> Dewasa -> Tua. Pada umur yang sangat tua, seseorang kembali ke keadaan seperti bayi, keadaan tergantung pada bantuan untuk setiap kegiatan sehari-hari, mandi, makan, berjalan, ke WC, dsb. Allah mengembalikan seseorang kepada kejadiannya, dan membuat seseorang bayi kembali. Seperti bayi, pada saat tua dia tidak mengingat hal-hal dan pengetahuan atau apa yang terjadi di seputarnya.
Dalam konteks tersebut, jika Isa AS diizinkan untuk hidup sedemikian lama, kini dia akan sangat lemah, dan sangat pikun, sehingga kalaupun beliau turun kembali ke bumi, sudah tidak ada gunanya lagi bagi Islam. Pada umur 2000 tahun, tidak ada yang dapat beliau perbuat.
Jadi, anda bisa lihat. Ketika seorang Muslim menyangkal kematian Isa AS, maka Muslim tersebut mempertentangkan ayat Qur'an. Banyak Muslim tidak menyadari hal ini. Ketika hal ini ditunjukkan pada mereka, kagetlah mereka sehingga mereka mencoba berbagai cara untuk melegitimasi kepercayaan mereka. Mereka sukses melakukannya, tetapi, setelah menambahkan cerita-cerita yang absurd, kemudian mengubah terjemahan Qur'an, kemudian mencoba memahami Qur'an seperti orang munafik - percaya sebagian Qur'an tetapi menolak sebagian yang lain. Kata-kata ditambahkan dalam terjemahan Qur'an sehingga mengesankan Allah berfirman betul-betul seperti terjemahan tersebut, dan mereka menolak menggunakan kata yang tepat. Qur'an tidak bsia mendukung cerita yang mereka rekayasa. Kisah rekayasa tersebut bertentangan dengan Qur'an. Sayangnya, orang Muslim tidak ingin percaya Qu'ran secara total.

Bukti Wafatnya Isa AS
Ada beberapa bukti yang meyakinkan dalam Qur'an mengenai kematian semua makhluk termasuk para Rasul dan Nabi. Kebanyakan Muslim tidak memperhatikannya karena banyak alasan, antara lain, takut terjebak polemik mengenai kematian Isa AS. Apabila seseorang tidak percaya suatu ayat dan ajaran, maka dia menolak sebagian Kitab Suci dan menerima sebagian yang cocok untuknya. Ini perbuatan munafik [Catatan Penerjemah : kadang memotong-motong ayat Kitab Suci sering dilakukan untuk menjustifikasi suatu ajaran, misalkan kalangan Kristen anti Islam, ataupun sebaliknya. Menurut penerjemah, lebih baik hal ini dihindari demi kerukunan antar agama]
Mari kita mulai dengan ayat dari surat Al Maidah di mana Allah berkata :
Al Masih, putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul. Dan ibunya seseorang yang sangat benar. Kedua-duanya biasa memakan makanan. (5:75)
Ayat ini mengatakan pada kita dua hal.
(1) Isa AS hanyalah seorang Rasul
(2) Rasul-rasul sebelum Isa AS telah berlalu (wafat)
Berdasarkan hal ini, kita dapat menginterpretasikan bahwa karena seluruh Rasul sebelum Isa telah wafat, tentunya Isa AS juga akan wafat. Anda dan saya sepakat akan hal ini, tetapi pertanyaannya, kapan beliau wafat? Menurut saya, Isa AS wafat setelah melewatkan kehidupan normalnya, dan anda mengatakan beliau sekarang masih hidup dan akhirnya beliau akan wafat setelah turun kembali ke bumi, menghidupkan Islam, dst. Penting untuk kita mengerti kata "berlalu". Apabila anda berpikiran bahwa "berlalu" tidak berarti "kematian", maka seharusnya sekarang ada di antara Nabi yang disebut Qur'an masih hidup. Anda harus mengatakan Nabi yang mana, yang hidup sebelum Isa AS, yang tidak mati dan masih hidup saat ini. Karena kita tahu, bahwa semua Nabi sebelum Isa As sudah meninggal, maka tentunya "berlalu" bermakna meninggal.
Apabila ayat di atas kurang meyakinkan anda, mari kita lihat ayat lain dari surat Ali Imran. Dalam perang Uhud, nabi Muhammad SAW, memimpin pasukan Muslim, kemudian jatuh cedera. Kabar burung tersebar bahwa Muhammad SAW telah terbunuh. Orang-orang Muslim putus asa. Pada saat ini, untuk mempertahankan moral pasukan Muslim, sebuah ayat dibacakan:
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya Rasul-rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad?)... (3:144)
Ayat ini mengatakan pada kita dua hal.
(1) Muhammad SAW hanyalah seorang Rasul
(2) Rasul-rasul sebelum Muhammad SAW telah berlalu (wafat)
Dalam ayat 5:75, kita tahu bahwa Rasul sebelum Isa AS telah wafat, tetapi hanya berdasarkan 5:75 saja kita tidak pasti mengenai wafatnya Isa. Lalu,  berdasarkan ayat 3:144 saja, kita semakin tahu bahwa Rasul sebelum Muhammad SAW telah berlalu. Kita menyimpulkan bahwa "berlalu" dalam ayat 5:75 berarti wafat. Dalam ayat ini, makna "berlalu" jelas Allah berikan arti (a) meninggal, (b) terbunuh. Jadi, "berlalu" dimaksudkan Allah sebagai kematian, pembunuhan, dan tidak lain dari keduanya. Jadi kita bisa menyimpulkan bahwa penggunaan kata "berlalu" yang sama antara 3:144 dengan 5:75 artinya tidak lain adalah kematian. Jika Isa AS merupakan perkecualian, Allah akan menyatakan demikian. Karenanya tidak ada pengecualian khusus untuk Isa.
Kedua ayat ini begitu meyakinkan dan pasti, karenanya tidak boleh ada keraguan wafatnya Isa! Tetapi, umat Muslim enggan menerima Firman Allah ini! Ayat ini menyimpulkan bahwa Isa AS yang lahir 600 tahun sebelum Muhammad SAW, tentunya telah wafat.
Ingat, jika anda tidak percaya ayat tersebut, anda tidak percaya Qur'an secara total. Ketika 3:144 diwahyukan, apabila orang Muslim saat itu tahu bahwa Isa AS masih hidup, tentunya mereka akan mempertanyakannya pada Muhammad.
Setelah itu, saat Muhammad SAW wafat, sulit bagi umat Muslim menerima berita sedih tersebut. Umar RA berpikir bahwa berita itu adalah kabar burung hasil persekongkolan, maka Umar berkata bahwa beliau akan membunuh siapapun yang berkata Muhammad SAW telah wafat. Pada situasi kritis saat itu, Abu Bakar RA tiba, dan beliau masuk ke gubuk Muhammad SAW dan memastikan kebenarannya. Kemudian Abu Bakar RA keluar lagi dan membacakan ayat 3:144 dan kemudian menekankan, bahwa siapapun yang menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad sudah wafat. Dan siapapun yang menyembah Allah, sesungguhnya Allah abadi.
Dari kejadian inid apat kita simpulkan bahwa para sahabat nabi dan khalifah saat itu tahu bahwa semua Rasul sebelum Muhammad telah wafat. Apabila para sahabat percaya Isa AS masih hidup, tentunya hal itu akan disebutkan saat itu juga.
Jika tidak cukup, mari kita telaah ayat lainnya. Dari 5:75 kita tahu "Al Masih, putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul..." Mari kita lihat apa yang Allah katakan mengenai Rasul secara umum.
Dalam Surat Al-Anbiya ayat 21:7-8 Allah berfirman
Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakan olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. (21:7)
Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tidak memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.(21:8)
Inti yang penting dari ayat-ayat di atas adalah:
(1) Semua Rasul itu Manusia
(2) Badan mereka bergantung pada makanan
(3) Mereka semua wafat
Qur'an mengatakan bahwa Nabi-nabi dan Rasul itu manusi, mereka bukan manusia super, atau dewa. Karena mereka manusia, apapun yang terjadi secara alami pada badan manusia juga terjadi pada mereka. Semua manusia memakan makanan untuk bertahan hidup, dan karena itu semua Rasul bergantung pada makanan untuk badan mereka.
Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelumnya, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. (25:20)
Apapun yang berlaku untuk manusia juga berlaku untuk para Rasul. Penyebutan hal-hal remeh seperti memakan makanan, atau berjalan di pasar, berarti bahwa tiada yang luar biasa dalam kehidupan mereka. Mereka juga manusia biasa. Ini juga berlaku untuk hidup dan mati mereka. Karena itu, saya harus menekankan lagi, bahwa jika anda tidak percaya kematian Isa AS, anda mempertentangkan ayat-ayat di atas. Tidak hanya itu, anda hanya percaya sebagian Qur'an yang sesuai dengan anda, dan menolak yang tidak sesuai dengan pemikiran anda tentang Isa (dan dogma Kristen)

Bukti-bukti Lainnya
Ada satu ayat dalam Qur'an di mana Isa AS menyimpulkan hubungannya dengan umatnya.
Surat Al Maidah 5:116-117
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: 'Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah!'", Isa menjawab "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku, dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara-perkara yang ghaib-ghaib" (5:116)
"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: 'Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu', dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu" (5:117)
Ini adalah bukti pasti mengenai kematian Isa AS. Pada hari Kiamat Allah akan menanyakan Isa AS apakah dia mengajarkan umatnya supaya mengambil dirinya sebagai tuhan. Isa AS akan menjawab bahwa dia tidak mengajarkannya, dan dia bersaksi bahwa selama hidupnya orang-orangnya tidak menyembah Isa AS dan Maryam, atau apapun selain Allah, tetapi Isa AS tidak mengetahui perbuatan mereka setelah ia wafat.
Kita semua tahu bahwa orang Kristen mengenal Isa sebagai Anak Tuhan dan Maryam sebagai Ibu Tuhan / Santa. Jika Isa AS masih hidup, tentunya hal ini tidak akan terjadi! Mengapa? Karena menurut ayat tersebut, orang Kristen seharusnya menuhankan Isa dan Maryam setelah wafatnya Isa AS. Tetapi sekarang orang-orang Kristen menuhankan Isa! Bagaimana mungkin ini terjadi, KECUALI (menurut Qur'an) kalau Isa AS telah wafat! Karena orang Kristen sekarang menuhankan Isa AS, maka tentunya Isa AS telah wafat.
Kata kuncinya adalah "wafat" - kematian. "Falamma tawaffai tani"  terjemahannya "but when You caused me to die" berarti "Maka setelah Engkau wafatkan aku". Tetapi para penerjemah yang tidak percaya hal ini, menerjemahkannya sebagai "when You took me away" yang berarti "ketika Engkau ambil / angkat aku" dengan demikian merujuk pada kesimpulan bahwa Isa AS diangkat hidup-hidup.
Inilah contoh lain, di mana makna "wafat" diartikan di luar konteks yang nyata. Kita telah membahasnya di atas mengenai para penerjemah yang menerjemahkan makna kata "wafat" sebagai kematian, tetapi kecuali menyangkut Isa AS kata "wafat" diselewengkan sehingga berarti "kenaikan fisik". [Lihat : Interpretasi Kata "wafat"]

Apakah Allah SWT Berkata Bahwa Isa AS Akan Turun Kembali Ke Bumi?
Berdasarkan dua ayat berbeda anda percaya mengatakan bahwa Isa AS dinaikan badannya ke Surga. Jika demikian, Isa AS harus kembali lagi di masa depan. Setidaknya anda percaya Isa AS akan turun kembali satu saat di masa depan. Tolong tunjukkan pada saya, satu ayat saja, di mana Allah berfirman Isa AS akan kembali turun ke bumi. Ayat tersebut, haruslah jelas dan persis. Jika anda temukan, tolong kirim email pada saya.
Tidak ada satupun ayat dalam Qur'an di mana Allah berkata Isa AS akan kembali turun ke bumi di masa depan, baik secara gamblang ataupun tersirat. Karena Allah tidak mengatakan hal itu, bagaimana anda bisa dapatkan kisah itu?
Anggapan anda adalah Allah mengatakan Isa AS diangkat hidup-hidup ke Surga! Argumen saya, dalam kasus itu Allah harus mengatakan dengan spesifik di mana dan kapan Isa AS akan kembali turun. Allah tidak mungkin meninggalkan masalah itu tidak terjawab, karena hal itu sangat serius. Hal seserius itu tidak mungkin dibiarkan hanya bergantung pada Hadith, penafsiran Kristen, atau fatwa Islam.
Saudara-saudara dalam Islam, perhatikan bahwa dalam Qur'an Allah menyebutkan di dalam banyak ayat mengenai Isa AS, kelahirannya, bundanya Maryam, masa kanak-kanaknya, dewasanya, kematiannya, dsb. Dan hanya sedikit Nabi yang dibeberkan sedemikian mendetail oleh Allah. Dan lalu anda berpikir Allah hanya lupa menyebutkan turunnya Isa AS ke bumi, terutama mempertahankannya tetap hidup setelah 2000 tahun?

Pertentangan Dalam Argumen
Singkat kata, mari kita lihat siapa yang bertentangan. Apabila anda berkata Isa AS tidak wafat, maka anda mengakui Qur'an penuh kontradiksi. Sedangkan Allah dengan jelas berkata pada kita, bahwa tidak ada pertentangan di dalam ayat-ayat Qur'an.
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (4:82)
Sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan yang bathil, dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau (86:13-14)
 
 
Fakta dari Qur'an
Jika anda percaya Isa AS masih hidup, maka
Rasul sebelum Muhammad SAW telah berlalu (3:144)
Kepercayaan anda itu kontradiktif dengan ayat Qu'ran
Makna kata "wafat" yang berarti kematian munbul dalam 20 ayat berbeda dalam Qur'an
Pengecualian arti kata "wafat" pada 3:55 dan 5:117 yang berarti "pengangkatan" adalah kontradiktif dengan makna ayat secara literal dalam bahasa Arab di Qur'an 
Orang Kristen akan menyembah Isa, dan Maryam, HANYA setelah wafatnya Isa (5:116)
Kenyataan sejarah kontradiktif dengan pemikiran ini, karena orang Kristen telah lama menyembah Isa dan menyembah Maryam.
Hukum Allah senantiasa berlaku sejak dahulu (48:23)
Hidupnya Isa AS bertentangan dengan hukum Allah, sehingga pemikiran ini kontradiktif dengan Qur'an
Anda tidak akan menemukan perubahan Sunnah / Hukum Allah
Hidupnya Isa AS adalah perubahan dan pengecualian sunnah / hukum Allah yang sangat serius, yaitu seseorang dapat hidup secara fisik selama 2000 tahun. Pemikiran di atas kontradiktif dengan ayat ini.
Beberapa ayat mengatakan tidak ada perubahan hukum Allah dan hukum Alam (67:3-4; 17:77; 30:30; 33:62; 35:43;  48:23)
Tidak ada manusia yang hidup 2000 tahun. Karenanya pemikiran anda bertentangan dengan ayat tersebut.
Allah akan mematikan Isa AS dulu, kemudian mengangkatnya (3:55)
Pemikiran bahwa Isa AS diangkat sebelum wafat adalah bertentangan dengan ayat Qur'an
Yang diberi umur panjang oleh Allah, akan dibuat lemah badannya dan dibuat pikun oleh Allah (16:70)
Dalam umur 2000 tahun Isa AS tentunya sangat amat lemah dan pikun, bagaimana beliau bisa berbuat sesuatu untuk islam?
Seluruh Rasul sebelum Muhammad tidak abadi atau hidup (21:8)
Jelas pemikiran ini bertentangan dengan ayat ini.
Badan seluruh Rasul bergantung pada makanan (21:8).
Bagaimana Isa AS makan?
Siapapun yang Allah panjangkan umurnya akan Allah kembalikan dia kepada kejadian(nya). (36:68)
Isa AS tentunya akan dikembalikan, ke dalam keadaan lemah dan tergantung orang lain seperti bayi
Tidak ada pertentangan dalam penciptaan Allah. Semakin kita cari pertentangan, semakin lelahlah mata kita, tetapi tetap saja tidak akan ditemukan pertentangan.
Pemikiran ini adalah pertentangan yang luar biasa mengenai penciptaan Allah. Seseorang tidak mungkin hidup 2000 tahun.
Terserah anda apakah anda akan berkesimpulan untuk menolak argumen saya, karena tampak seperti diskusi sekte Qadian. Sekali lagi saya ingatkan anda, anda tidak perlu menjadi pengikut sekte Qadian untuk percaya Qur'an secara total. Cobalah anda melihat diskusi ini dengan pikiran yang terbuka. Bagaimana anda bisa mengerti Qur'an jika tidak bisa menerima 2 ayat? Bagaimana anda bisa menganggap Qur'an penuh pertentangan dan ketidakcocokkan? Sekali lagi, silakan lihat tabel di atas, dan periksa ayatnya.

Dilema Yang Besar
Saya tahu, sulit bagi anda untuk menerima fakta di atas. Jauh di lubuk hati anda, sesuatu mencegah anda menerima diskusi logis ini. Banyak di antara anda akan berkata bahwa ini interpretasi yang salah. Pikiran anda akan berkata, bahwa ini adalah penyimpangan ajaran Qur'an. Silakan baca lagi, dan katakan mana yang salah, dan di mana saya menyesatkan anda. Tidak ada yang ditutup-tutupi.
Karena itu, saya minta anda untuk mencetak artikel ini, supaya praktis, sehingga anda bisa menganalisis dan membacanya berulang-ulang. Ada beberapa situs lain di bawah artikel ini, silakan anda baca juga.
Pikirkan lagi: Apabila anda tidak percaya Isa AS telah wafat, tentunya anda memiliki bukti konkrit dari Qur'an dan hanya Qur'an. Anda harus merekonsiliasi ayat-ayat tersebut yang saya sebutkan dalam diskusi saya. Mohon jangan berkata pada saya, ulama atau imam yang ini atau itu berkata bahwa Isa AS hidup! Mohon jangan berkata pada saya bahwa buku itu dan ini berkata Isa AS masih hidup! Mohon yangan katakan pada saya bahwa fatwa ini dan itu berkata bahwa Isa AS masih hidup! Untuk melegitimasi kata-kata ulama dan imam itu, apakah anda akan menguncangkan Firman Allah? Mohon untuk tidak melebihkan buku buatan manusia di atas Kitab Suci.
Beranilah menerima kebenaran. Hal ini tidak ada hubungannya dengan sekte Qadiani. Mempercayai artikel ini tidak berarti anda menjadi penganut sekte Qadiani. Ini bukan propaganda Qadiani.
Akhir kata, bagaimana dengan kisah bahwa Isa AS akan turun kembail ke bumi dan menghidupkan Islam? Setelah diskusi di atas, kita dapat simpulkan, bahwa seorang yang telah wafat tidak akan kembali, apabila anda percaya hal itu bisa terjadi, itu bertentangan prinsip Islam. Isa As yang Asli - yang Nabi - tidak akan dan tidak bisa kembali di masa depan. Titik. Meski demikian, mengenai kisah tersebut, mungkin seseorang dengan semangat Isa AS akan datang dan berbuat sesuatu untuk Islam, dan ini di luar cakupan diskusi kita ini.

Hadith yang Bertentangan
Banyak pembaca menjawab artikel ini dengan beberapa hadith yang berkata Isa AS akan kembali datang dan berbuat sesuatu untuk Islam. Para pembaca tidak bisa mengabaikan / membuang hadith tesebut, tetapi tidak bisa juga menunjukkan validitas hadith itu.
Apabila kita ambil makna literal dari hadith tersebut, tentunya akal sehat kita tidak dipuaskan. Meski demikian, hadith tersebut, bisa diinterpretasikan dengan makna alegoris dan bukannya makna literal.
Beberapa hal yang absurd adalah : Isa AS akan bertarung dengan pedang (di abad 21 atau nantinya? Yang benar saja!), Isa AS akan mendarat di atas menara mesjid (mengapa tidak mendarat di tanah?), Isa AS akan membunuh babi dan mematahkan salib (apa artinya ini? Ataukah babi dan salib menghalangi jalan Islam? Atau beliau akan membunuh semua babi di dunia dan mematahkan semua salib di dunia?), Isa akan mengakhiri jizyah (di mana Jizyah dipraktekkan kecuali di Syria? Mengapa tidak kita akhiri saja sebelum Isa AS turun sehingga tugas Isa AS lebih mudah? Ataukah Isa AS hanya menjalankan tugasnya di Syria? Bagaimana dengan sistem pajak di tempat lain di dunia, apakah Isa AS juga akan menghilangkannya?)
Dajjal bisa dilihat sebagai individu. Isa AS seharusnya akan membunuh Dajjal. Atribut Dajal sesosok individu, tidak mungkin memenuhi logika. Qur'an tidak memaparkan dengan jelas mengenai Dajjal (Ya'juj dan Ma'juj). Dajjal akan lebih cepat dari awan, akan memerintahkan tanah untuk menumbuhkan sayuran, memerintahkan hewan untuk memproduksi susu yang banyak. Dajjal akan menempati rumah kebanyakan orang, dia akan memerintahkan langit dan hujan akan turun, pengikut dajjal akan makmur, dsb. Tampaknya pernyataan tentang dajjal paling mungkin tidak merujuk sesosok individu, tetapi sebuah pemerintahan, sebuah kekuatan super power, atau sebuah sistem. Sangat mungkin Dajjal adalah negara Amerika Serikat. Mohon kumpulkan semua atribut Dajjal, dan lihat apakah anda bisa cocokkan dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat dan apa yang dilakukan pemerintahan di sana. Banyak Ulama kontemporer berpikiran demikian. Mereka berpikir Dajjal tidak mungkin sesosok individu tunggal, tetapi sebuah pemerintahan super power atau negara. Saya tinggalkan debat ini untuk anda.
Tujuan situs ini bukan untuk mendiskusikan Dajjal, tetapi untuk mengembalikan pemikiran bahwa Isa AS wafat.
Jazakumullahu Khayran
Kami anjurkan anda juga membaca artikel ini :











Menurut Al Qur’an Al Masih putra Maryam sudah wafat berdasarkan ayat-ayat sbb. :

QS Al Maidah : 75
“Al Masih putra Maryam itu hanyalah seorang Rasul. Telah berlalu rasul-rasul sebelumnya, dan ibunya adalah seorang yang benar. Keduanya biasa memakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami, kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling.”

QS ali Imran : 144
“Muhammad tak lain adalah seorang Rasul.Telah berlalu sebelumnya rasul-rasul. Apakah jika dia wafat atau terbunuh kamu bebalik ke belakang? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka dia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan memberi ganjaran aas orang-orang yang bersyukur.”

QS Al An-am : 157
“dan karena ucapan mereka : “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah.Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, tetapi disamarkan bagi mereka ("syubbiha lahum"). Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang dia, benar-benar dalam keraguan tentang itu. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang itu kecuali mengikuti dugaan belaka. Mereka tidak yakin dengan pembunuhan itu.”

QS Al An-am : 158
“tetapi Allah telah mengangkat Isa kepada Nya, dan Allah adalah maha Perkasa dan Maha bijaksana”

keterangan : dalam Islam setiap muslim yang meninggal kita doakan innaa lillahi wa inna ilaihi roojiuun (.. kepadaNya kita kembali).
Didaalam shalat kita berdoa "allahumma rfa'naa" artinya yaa Allah angkatlah kami" yang dimaksud adalah derajat ruhani.

Dalam kamus al Munjid terdapat penjelasan mengenai arti shalaba :
Shalabal ‘idhooma istakhroja wadkahaa, artinya : “menyalib tulang-tulang artinya mengeluarkan sumsumnya”

Ayat-ayat lainnya yang menjelaskan kewafatan nabi Isa a.s. :
QS Al Anbiya : 8, QS Al Anbiya : 34, QS Al Maidah : 117, Ali Imran : 55

Kemana Nabi Isa diselamatkan dan di mana beliau as. Wafat ?

Untuk menyempurnakan misi beliau as. (QS 61:7, QS 3:49) beliau berangkat ke negeri lain (luar palestina) untuk mencari suku-suku Israel yang lainnya dan akhirnya bermukim di suatu tempat sebagaimana diisyarahkan dalam al Qur’an 23 : 51 : “Kami selamatkan keduanya (ibnu Maryam dan ibunya) ke daratan tinggi (ilaa rabwatin) dengan lembah-lembah dan sumber-sumber air yang mengalir”.
Salah satu tempat seperti itu adalah Kashmir di India/Pakistan dimana terdapat banyak peninggalan sejarah bahwa nabi Isa as. pernah bermukim di sana dan suku-suku Israel yang hilang masih ada sampai sekarang.
materi referensi:
Al Qur'an
Where Did Jesus Die, Hz. M G Ahmad